Kinerja Lab.Pengujian SKIPM Cirebon,Dukung Pelaku Usaha Perikanan Jamin Keamanan Pangan dan Cegah Sebaran Penyakit Ikan Karantina

Kinerja Lab.Pengujian SKIPM Cirebon,Dukung Pelaku Usaha Perikanan Jamin Keamanan Pangan dan Cegah Sebaran Penyakit Ikan Karantina

Cirebon Kabupaten,G.- Ikan-ikan yang akan dilalulintaskan baik ekspor impor, domestik masuk dan domestik keluar harus dipastikan aman dikonsumsi. Ikan sebagai produk terjamin sebagai pangan yang aman, itu didukung dari hasil pengujian. Hasil Pengujian produk perikanan bisa dibuktikan melalui sertifikat yang diterbitkan oleh SKIPM Cirebon. Hal seperti itu yang masyarakat harus tahu dan itu bisa didapat

Cirebon Kabupaten,G.-

Ikan-ikan yang akan dilalulintaskan baik ekspor impor, domestik masuk dan domestik keluar harus dipastikan aman dikonsumsi. Ikan sebagai produk terjamin sebagai pangan yang aman, itu didukung dari hasil pengujian. Hasil Pengujian produk perikanan bisa dibuktikan melalui sertifikat yang diterbitkan oleh SKIPM Cirebon. Hal seperti itu yang masyarakat harus tahu dan itu bisa didapat dari pelayanan uji laboratorium SKIPM Cirebon yang beralamatkan di Jl. Cideng Indah No.236A, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153, Telepon:(0231)248857.

Ditemui diruang kerjanya mewakili Kepala Stasiun KIPM Cirebon, Obing Hobir As’ari SPI MP,   Erry Purwati, S.Pi.,M.Si selaku Manager Mutu Lembaga Pengujian SKIPM Cirebon menyampaikan kepada media gelombang. “..Setifikat yang kami terbitkan dilatari oleh Pengujian terlebih dulu. Oleh karena itu SKIPM Cirebon dilengkapi dengan Laboratorium Pengujian yang sudah terakreditasi  SNI 150/ LEG, ISO 17025 th 2017, LP-541-IDN dengan ruang lingkup pengujian biomolekuler, mikrobiologi, parasit,jamur, kimia dan organoleptik,” tuturnya.

Untuk saat ini, SKIPM Cirebon memiliki 22 ruang lingkup pengujian baik pengujian penyakit yang disebabkan virus , bakteri, jamur, parasit ataupun mikrobiologi pangan. Menurut Erry Purwati persyaratan dari lalulintas produk perikanan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Jika tidak terdeksi penyakit ikan karantina maka bisa diterbitkan sertifikat untuk ke luar negeri ataupun sertifikat pelepasan untuk bisa diedarkan di dalam negeri.

Selain terkait dengan sertifikasi Laboratorium,  SKIPM Cirebon  memberikan pelayanan pengujian deteksi penyakit kepada masyarakat pembudi daya, baik tambak, air tawar, budidaya ikan hias. khususnya untuk deteksi ikan karantina, secara umum penyakit ikan non karantina juga bisa dideteksi di laboratorium SKIPM ini. “ Untuk pelayanan terhadap pembudidaya ada 2 mekanisme yang digunakan.  Pertama bisa dilakukan oleh Petugas kami yang turun kelapangan melalui kegiatan yang sudah dijadwalkan secara rutin. Yaitu di Pemantauan Penyakit Ikan Tahunan ataupun melalui unit reaksi cepat tim kami yang biasanya menindak-lanjuti adanya informasi dari masyarakat. Jika ada berita terkait adanya kematian masal ataupun adanya wabah pada budidaya ikan,” kata Erry.

Lab SKIPM Cirebon menerima juga sampel yang dibawa oleh masyarakat, seperti bila ada masalah ditempat budidaya-nya ataupun bila hanya sekedar ingin mengetahui kondisi kesehatan ikannya. Masyarakat  bisa datang langsung  ke Pelayanan  SKIPM Cirebon.

Sementara itu terkait akreditasi yang telah diterapkan di SKIPM cirebon sudah reakreditasi ke-2 sejak 2011. Hal itu menunjukan komitmen SKIPM Cirebon untuk bisa menjaga dan melaksanakan pengujian mutu yang sesuai dengan standar internasional. Diakui oleh Erry diluar pengujian yang telah dijadwalkan ada dikenakan biaya namun tetap sesuai dengan  ketetapan Peraturan Presiden terkait penerimaan negara bukan pajak. Standar biaya pengujian diluar jadwal sudah ditetapkan sehingga hal itu sudah ada display  dalam ruang pelayanan yang bisa dilihat langsung oleh pengguna jasa.

Erry juga menyampaikan untuk sample yang akan diuji lab, yang terbaik sample ikan hidup karena pengujiannya akan lebih sesuai dan akurat. Akan tetapi bila pengguna ingin uji bakteri, sebaiknya sample yang diuji tidak lebih dari 6 jam setelah ikan mati,  kemudian ikan itu harus ditangani dalam kondisi dingin menggunakan es. Menurut erry sejauh ini di laboratorium-nya yang dilakukan pengujian lebih banyak untuk ikan hidup seperti udang, nila, gurame, lele. Namun untuk ekspor sample yang diujikan bentuknya beku, utuh maupun sudah diolah dalam bentuk fillet ataupun breaded udang, tempura.

Diakui Erry saat ini,pengguna yang lebih banyak menggunakan layanan lembaga-nya yaitu para pembudidaya ikan hias, pembudidaya udang. Pihaknya ingin masyarakat lebih banyak lagi bisa memanfaatkan keberadaan lembaga SKIPM Cirebon.

Menurut erry hampir setiap hari ada sample yang masuk dan diuji sehingga dalam setahun SKIPM Cirebon bisa menguji sekitar 1500 sample.

“ Untuk masyarakat, kita support segala aktivitas budidaya perikanan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat.  Pemerintah sudah menyediakan laboratorium pengujian penyakit melalui  SKIPM Cirebon dan itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan bisa berkunjung  ke kantor kami atau pun kontak langsung. Tidak hanya menunggu adanya masalah tapi sebelum itu pun masyarakat bisa sharing dengan kami,” tutur Erry Purwati.

SKIPM Cirebon bersama masyarakat dan Dinas Perikanan terkait , memiliki  jangkauan wilayah yang terdiri dari 9 Kabupaten di Jawa barat. Dengan kerjasama semua pihak bisa dimanfaatkan keberadaan-nya secara optimal manakala dibutuhkan untuk pengujian ataupun untuk tindakan prepentif. Disampaikan oleh Erry pihaknya  juga memiliki tim reaksi cepat bernama nyi mas ratu sejagat sebagai komunitas yang dibuat bersama teman-teman pembudidaya, kemudian teman teman Dinas untuk merespon terkait perikanan yang ada dimasyarakat.

(Endi)

 

Posts Carousel

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos